WE ARE GONNA FINE IT

Minggu, 21 Desember 2014

TULISAN 3

YOUR COMMITMENT : YOUR RESPONSIBLE
Penulis : Indri KN

            Panggil saja dia Kaana. Lahir di Jakarta, 30 Desember 1994. Tubuhnya mungil, tingginya 158 cm dengan berat 46 kg. Senyumnya manis seperti bayi. Dia tidak suka matematika, namun pintar matematika. Hidupnya sudah sempurna menurutku. See ? betapa Tuhan begitu menyayanginya. She have strong heart. She is my idol.
            Sudah menjadi rutinitasku, mengikutinya mengantar koran setiap pagi, sebelum aku pergi ke kampus. Dia semester akhir dan aku semester satu. Dia tinggal sendiri di kosan-nya, orang tuanya menetap di Bandung. Terkadang aku berfikir, apa yang sebenarnya ada di otak anak-anak orang kaya ?. Seperti kak Kaana contohnya.
            “Sebenarnya uang bulanan kakak itu berapa ?, sampai kerja antar koran segala”, tanyaku sambil mengikutinya dari belakang.
            Kak Kaana menghentikan langkahnya. Sontak aku juga berhenti. Hatiku mulai was-was dengan apa yang tadi aku ucapkan. Menghancurkan mood kak kaana di pagi dini seperti ini bukanlah awal yang bagus.
            Kak Kaana berbalik dan mendengus pelan, aku menahan nafasku takut. Beberapa langkah dan dia berada di hadapanku saat ini. Lalu dengan senyumnya yang manis dia berkata “ Ini masalah tanggung jawab, Anak kecil tau apa, sih...”.
            Sekarang, aku lah yang mendengus kesal. Hell !, kami hanya berbeda 4 tahun, dan dia mengatakan hal yang seolah-olah membuatnya terlihat dewasa. Dasar tua !
            “Apa yang harus di pertanggung jawabkan ?, kakak memiliki banyak hutang ya ?, pasti dikejar-kejar rentenir ya ?”, tanyaku penasaran.
            Dia menggeleng
            “Lalu apa ?”, tanyaku lagi.
            “Apanya yang apa ?”, tanyanya menggantung.
            “Tanggung jawabnya...”, jawabku gemas. Rasanya pengen nyeburin kakak satu ini ke kolam penuh ikan piranha deh !.
            “Ya, tanggung jawab. Komitmen !”, jawabnya singkat. Unghh... sungguh tidak tahu diri !.
            “Apa sih kak !, serius nih !”, sunggutku.
            Kak Kaana membekap mulutnya menahan tawa.   
            “Penasaran ya ?”, tanya Kak Kaana. Aku mencebik.
            “Begini begini... Ini bukan karena uang bulananku tidak cukup atau aku terlilit hutang. Ini karena keputusanku sendiri. Sebuah komitmen yang ku buat”.
            Aku mengerutkan alisku bingung. Bibirku mencebik lagi. Tidak puas dengan jawabannya.
“Saat aku memutuskan untuk kuliah di Jakarta dan tinggal sendiri di sana-,”,.
Aku mengangkat wajahku yang menunduk saat mendengar suaranya.
“-artinya aku siap bertanggung jawab untuk diriku sendiri. Harus mandiri dan bijaksana, itu komitmen !. Orang tua adalah hal yag penting bagiku. Sekarang, dengan menjual koran ini, aku sedang belajar menjadi mandiri. Aku mempertanggung jawabkan perkataanku untuk menjadi mandiri dan tidak lari dari masalah, itu komitmen !. Bagaimanapun aku akan bertahan untuk meminimalisir menggunakan uang pemberian orang tuaku, itu juga komitmen !. Walaupun begitu sedikitpun aku tidak ingin membuat kedua orang tuaku khawatir mengingat aku sendiri disini. Terlebih membuat mereka kecewa karena aku tidak bisa mempertanggung jawabkan ucapanku. Sedikitpun aku tidak punya niat melakukannya”, jawab Kak Kaana.
Setelahnya sunyi. Aku mencerna apa yang barusan di katakannya. Tentang tanggung jawab dan orang tua. Aku belum pernah memikirkan hal sedalam ini sebelumnya. Jadi ini yang ada di otak orang dewasa.
“Rina ! isss... jangan bengong”, suara kak Kaana membuat fokusku kembali.
“Apa sih kak, sok puitis deh kata-katanya”, ucapku bercanda.
Kak Kaana menggelengkan kepalanya pasrah, “Ck ck ck dasar anak kecil !,emang susah ngomong sama bocah, pasti gak connect”.
Kami menghentikan langkah kami, menatap matahari terbit di sebelah kanan kami. Rasanya, fikiranku mulai melayang saat ini.
Kalau di fikir-fikir, aku ini bukan anak yang terlalu membanggakan. Tapi aku sedang dalam proses untuk menjadi anak yang membanggakan . Mungkin aku hanya anak 16 tahun di masa pubertas. Namun, seperti ucapakan Kak Kaana, mulai saat ini aku akan belajar mempertanggung jawabkan apa yang aku katakan dan apa yang aku lakukan. Itu komitmen !.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar