ONLY HOPE
Air mata
seperti apa yang ingin kamu berikan untuk orang yang ingin kamu temui ?.
Semakin hari semakin berat. Semakin hari semakin melelahkan. 49 hari setelah
kejadian itu yang tertinggal hanya harapan yang masih menggenggam
kosong.
Berdiam
diri di kamar bersama boneka Larva hadiah darinya. Di seberang sana, kamu
biarkan TV menyala dengan volume keras. Beberapa kali melirik telefon yang menggeletak di meja belajarmu. Berharap
seseorang menghubungimu. Seperti hari-hari sebelumnya, bersamanya dan suara
renyahnya yang membuatmu merasa terlindungi. Kamu tidak bisa berhenti menunggunya.
Sudah
berapa lama kamu menunggu ?. Sampai rasanya kamu hampir gila. Bahkan air mata
telah habis di hari pertama kamu menerima kenyataan kehilangannya. Seperti
video rusak tanpa tombol stop. Janji-janji yang dulu kamu ucapkan kepadanya
mulai bermunculan di fikiranmu.
Jika
kamu melarangnya pergi kebandara saat itu. Mungkin besok kalian akan
merencanakan acara memancing bersama. Tipikal wanita tomboy, dia suka laut sama
sepertimu. Mungkin bagi banyak orang black box pesawat adalah kartu AS
terpenting yang harus di temukan. Namun bagimu, tubuh ibumu adalah kartu terpenting
yang harus di temukan. Harta karun.
“Sebesar
itukah cinta ibu kepada laut ?, sampai ibu tidak ingin kembali...”, dan kamu
mulai bermonolog seperti hari sebelumnya. Seakan ini adalah aktivitas barumu.
Lalu
suara adzan Isya memanggilmu untuk berserah diri kepada-Nya. Untuk meyampaikan
semua keluhmu kepada-Nya bersama doa-doa yang selalu kamu panjatkan disetiap
waktumu. Berharap kamu bertemu dengannya di dalam mimpi dan di peluknya saat
terbangun pagi nanti. Karena satu-satunya yang tersisa hanyalah harapan.
Penulis : Indri Kn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar