WE ARE GONNA FINE IT

Rabu, 14 Januari 2015

TULISAN 4

                
ONLY HOPE

Air mata seperti apa yang ingin kamu berikan untuk orang yang ingin kamu temui ?. Semakin hari semakin berat. Semakin hari semakin melelahkan. 49 hari setelah kejadian itu yang tertinggal hanya harapan yang masih menggenggam kosong.
        Berdiam diri di kamar bersama boneka Larva hadiah darinya. Di seberang sana, kamu biarkan TV menyala dengan volume keras. Beberapa kali  melirik telefon  yang menggeletak di meja belajarmu. Berharap seseorang menghubungimu. Seperti hari-hari sebelumnya, bersamanya dan suara renyahnya yang membuatmu merasa terlindungi. Kamu tidak bisa berhenti menunggunya.
        Sudah berapa lama kamu menunggu ?. Sampai rasanya kamu hampir gila. Bahkan air mata telah habis di hari pertama kamu menerima kenyataan kehilangannya. Seperti video rusak tanpa tombol stop. Janji-janji yang dulu kamu ucapkan kepadanya mulai bermunculan di fikiranmu.
        Jika kamu melarangnya pergi kebandara saat itu. Mungkin besok kalian akan merencanakan acara memancing bersama. Tipikal wanita tomboy, dia suka laut sama sepertimu. Mungkin bagi banyak orang black box pesawat adalah kartu AS terpenting yang harus di temukan. Namun bagimu, tubuh ibumu adalah kartu terpenting yang harus di temukan. Harta karun.
        “Sebesar itukah cinta ibu kepada laut ?, sampai ibu tidak ingin kembali...”, dan kamu mulai bermonolog seperti hari sebelumnya. Seakan ini adalah aktivitas barumu.
        Lalu suara adzan Isya memanggilmu untuk berserah diri kepada-Nya. Untuk meyampaikan semua keluhmu kepada-Nya bersama doa-doa yang selalu kamu panjatkan disetiap waktumu. Berharap kamu bertemu dengannya di dalam mimpi dan di peluknya saat terbangun pagi nanti. Karena satu-satunya yang tersisa hanyalah harapan.

Penulis : Indri Kn
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar