WE ARE GONNA FINE IT

Rabu, 22 November 2017

ISO 9000, ISO 14000, UU NO 12 tentang Hak Milik Intelektual dan prosedur pendaftarannya

1.     Apa yang kalian ketahui mengenai ISO 9000 dan ISO 14000. Jelaskan menurut pendapat kalian dan berikan contoh perusahaan yang telah menerapkannya!
ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan untuk penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok (perusahaan) akan menyerahkan barang dan atau jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Sedangkan, ISO 14000 adalah kumpulan standar-standar terkait pengelolaan lingkungan yang disusun untuk membantu organisasi untuk meminimalisir dampak negatif kegiatan-kegiatan (proses dll) mereka terhadap lingkungan, seperti menimbulkan perubahan yang merugikan terhadap udara, air atau tanah, mematuhi peraturan perundangan-undangan dan persyaratan-persyaratan berorientasi lingkungan yang berlaku dan memperbaiki hal-hal tersebut secara berkelanjutan. Contoh perusahaan yang telah menerapkan baik ISO 9000, maupun ISO 14000 adalah PT KMI Wire and Cable Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Komatsu Indonesia, PT Bakrie Metal Industries dan PT Semen Tonasa.

2.     Jelaskan pendapat kalian mengenai UU No 19 dan berikan contoh kasus pelanggaran HAKI!
Undang-undang hak cipta mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 yang berbunyi, “seseorang atau lembaga yang mendaftarkan hasil karyanya kepada lembaga yang berwenang akan mendapatkan perlindungan hukum.” Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan,memperbanyak ciptaannya, atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Contoh studi kasus dari pelanggaran Hak Milik Intelektual (HAKI):
Buku merupakan hak cipta milik penulis atau pengarangnya dan sudah terdaftar sebagai hak milik intelektual dari penulis atau pengarang itu sendiri, sehingga seseorang atau sekelompok orang dilarang memperbanyak buku tersebut tanpa izin dari penulis dan pengarang. Namun, di masyarakat terjadi pelanggaran mengenai HAKI, yaitu banyak oknum-oknum yang menggandakan buku tersebut dalam bentuk fotocopy tanpa mendapatkan izin dari penulis dan pengarang.

3.     Jelaskan prosedur pendaftaran HAKI di Indonesia!
Pemohonan pendaftaran Hak Milik Intelektual dapat dilakukan dengan langsung datang ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, melalui kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hk Asasi Republik Indonesia dan seluruh Indonesia, atau melalui Kuasa Hukum Konsultan HKI terdaftar. Permohonan pendaftaran merek diatur dalam UU No 15 Tahun 2001 tentang Merk. Syarat untuk mengajukan permohonan pendaftaran merek adalah permohonan pendaftaran merek diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4, serta pemohon wajib melampirkan:
·        Surat pernyataan di atas kertas bermeterai cukup yang ditandatangani oleh pemohon (bukan kuasanya), yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya
·        Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa
·        Salinan resmi akte pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisir oleh notaris, apabila pemohon badan hukum
·        24 lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak di atas kertas
·        Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, apabila permohonan diajukan menggunakan hak prioritas;
·        Fotokopi kartu tanda penduduk pemohon;
·        Bukti pembayaran biaya permohonan.

Sumber:


http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt55fe6e132fa14/cara-mendaftarkan-hak-kekayaan-intelektual

Sabtu, 04 November 2017

Resume Laporan tentang Quality Control

Pengurangan Cacat Produk terhadap Kemasan Sekunder Susu Kental Manis Sachet di PT. Frisian Flag Indonesia

Nataya Aulia Sani / 12.70.0042, Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata, 2015.

          Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih suatu produk yang diinginkan. Konsumen menjadi lebih selektif dalam menentukan produk yang menurut mereka berkualitas. Perbaikan dan peningkatan kualitas produk dengan harapan terjadinya tingkat cacat mendekati zero defect dapat dilakukan dengan menggunakan  metode pengendalian kualitas. PT. Frisian Flag Indonesia menjaga kualitas susu dengan menggunakan sistem produksi yang baik berdasarkan Hazordous Analysis Critical Control Point (HACCP) dan sistem ISO.
Pengendalian kualitas pengemasan sekunder susu kental manis sachet, diawali dengan pengumpulan data historis, yaitu data kecacatan plastik pengemas.
Pengendalian kualitas pengemasan sekunder susu kental manis sachet dilakukan dengan menggunakan salah satu dari tujuh alat pengendalian kualitas, yaitu diagram tulang ikan. Diagram tulang ikan digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kecacatan produk yang berlandaskan 5M. Dari diagram tulang ikan ini, PT. Frisian Flag diharapkan dapat mencari solusi untuk mengurangi kecacatan produk pada pengemasan sekunder susu kental manis sachet.
Proses produksi susu kental manis saschet sering terjadi product loss  di bagian proses pengemasan, karena kurang telitinya operator maupun kurang baiknya kondisi mesin pengemas, maupun bahan pengemas. Salah satu faktor yang menjadi penyebab product loss adalah ukuran plastik sekunder pada pengemas susu kental manus sachet.    Dari penelitian yang dilakukan terhadap pengurangan panjang plastik sekunder dari X mm menjadi Y mm dapat disimpulkan bahwa pengurangan panjang plastik sekunder ini berhasil. Panjang plastik sekunder Y mm yang telah mengalami pemendekan dari panjang awal X mm mempunyai tingkat jammed yang lebih sedikit dibandingkan pengaturan panjang awal. Hal ini dapat mengurangi product loss  sehingga baik bahan pengemas maupun roduk tidak mengalami tingkat kehilangan yang cukup besar.
Seluruh proses produksi susu kental manis yang ada di PT. Frisian Flag Indonesia telah berjalan sesuai dengan standard dan mutu yang ditetapkan, bahkan standard international. Perlu dilakukan peningkatan terhadap efisiensi penggunaan material, sehingga lebih sedikit lagi material yang terbuang percuma. Peningkatan efisiensi ini dapat dilakukan dengan cara penelitian dan pengamatan secara berkala oleh divisi research and development.

Sumber :
http://repository.unika.ac.id/685/1/12.70.0042%20-%20KP%20Nataya%20Aulia%20Sani.pdf



Jumat, 03 November 2017

Resume tentang Penelitian Quality Control

Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma pada Harian Tribun Timur

Achmad Muhaemin / A21108295, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin, 2012.

Abstraks: Six sigma merupakan suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi produk barang dan jasa. Tribun Timur merupakan salah satu koran daerah Kompas Gramedia yang dikelola oleh PT Indopersda Primamedia, Divisi Koran Daerah Kompas Gramedia. Dalam penerbitan Tribun Timur, divisi berusaha untuk terus meningkatkan kualitas dengan menekan angka produk cacat dalam produksinya menggunakan metode six sigma.


Pendahuluan
Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih suatu produk yang diinginkan. Kualitas menjadi snagat penting dalam memilih produk disamping faktor harga erasing. Perbaikan dan peningkatan kualitas produk dengan harapan terjadinya tingkat cacat mendekati zero defect dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu metode pengendalian kualitas, yaitu six sigma. Tribun Timur merupakan  perusahaan yang bergerak dalam bidang media massa. Perusahaan tersebut memiliki produk cacat yang terjadi selama proses produksi. Dengan menggunakan six sigma, akan dilakukan penelitian mengenaik besarnya jumlah produk cacat, penyebab produk cacat dan faktor dominan yang menyebabkan kecacatan produk.
Rumusan Masalah:
1.      Bagaimana implementasi pengendalian kualitas harian Tribun Timur dengan menggunakan metode six sigma?
2.      Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya produk cacat sehingga menyebabkan turunnya tingkat kualitas harian Tribun Timur?
Tujuan Penelitian:
1.      Mendeskripsikan dan menganalisis pengimplementasian pengendalian kualitas harian Tribun Timur dengan menggunakan metode six sigma
2.      Mengetahui faktor penyebab terjadinya produk cacat pada proses produksi harian Tribun Timur
Tinjauan Pustaka
Kualitas menurut Suyadi Prawirosentono (2007) merupakan keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan keutuhan konsumen sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.
Six sigma menurut Gaspersz (2005) merupakan suatu isi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi produk atau jasa. Tahap implementasi six sigma meliputi, define, measure, analyse, improve dan control.
Pembahasan
Analisis hasil penelitian menggunakan metode six sigma yang terdiri dari lima tahapan adalah sebagai berikut:
1.      Define:
Terdapat tiga penyebab potensial terjadinya cacat yaitu warna kabur, tidak register dan terpotong melalui garis tepi. Tujuan peningkatan kualitas six sigma menurut observasi adalah mengurangi kecacatan produk dari 4,5% menjadi 0%
2.      Measure:


Tribun Timur memiliki tingkat sigma 3,20 dengan kemungkinan kerusakan sebesar 44,679 untuk sejuta produksi.
Analyze
Improve
Usulan tindakan untuk jenis kecacatan warna kabur
1.      Membuat suatu bagian kerja baru yang bertugas melakukan pengawasan dan pengecekan ulang terhadap kinerja karyawan Meningkatkan pelatihan agar karyawan lebih terampil dalam mengerjakan tugas
2.      Membuat kurva grey balance untuk menentukan standard ketebalan takaran tinta
3.      Memeriksa kembali bahan baku yang diterima dari pemasok
4.      Memisahkan bahan baku yang rusak dengan yang berkualitas
5.      Melalukan pengecekan kesiapan mesin
6.      Melakukan perawatan mesin secara rutin
7.      Menyediakan suku cadang mesin pengganti
Contol
Tahap terakhir dari proyek sig sigma, yaitu menekankan pada pendokumentasian dan penyebar luasan tindakan yang telah dilakukan.
Kesimpulan
1.      Produk cacat yang terjadi selama proses produksi sebesar 73.789 eksemplar, dengan tingkat sigma 3,20.
2.      Jenis kecacatan yang terjadi disebabkan warna kabur, tidak register dan terpotong.
Saran
Perusahaan perlu menggunakan metode six sigma untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadi dan mengatasi faktor kecacatan dengan menggunakan saran implementasi yang diberikan oleh penulis.
Daftar Pustaka
Gasperz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpada Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta: Bumi Aksara


Sumber: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1198/achmad%20muhaemin%20A21108295%20%28full%29.pdf?sequence=2